Tampilkan postingan dengan label cerpenku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerpenku. Tampilkan semua postingan

Rabu, 24 Agustus 2016

Bribikan

Bribikan

Angka dari 8, 9, 10, 11, hingga kini berakhir pada 12. Bayangkan menyimpan rasa pada satu orang dalam jangka waktu nyaris 5 tahun seperti apa rasanya. Sayangnya sebuah kesialan jatuh padaku yang gagal move on pakai kata banget sama satu orang.

Kamis, 19 Februari 2015

Hi!

Hi!

Speechless. Kata-kata sama sekali tak dapat terucap. Kuggigit bibir bawahku. Mataku terasa berat berkedip menatap sosok dalam radius kurang sangat dekat ini. Juang memang selalu memesona dari dulu.

Sabtu, 21 Desember 2013

Malam Penuh Hadiah

Malam Penuh Hadiah

Banyak hal yang terjadi hari ini dan semuanya membuatku kesal. Bibirku berdecak tak mampu menahan amarah tumpah. Setiap barang yang kuambil selalu direbut oleh Stephani. Aku tak habis pikir apa yang dipikirkannya.

Minggu, 15 Desember 2013

When We Meet Again

When We Meet Again

Jalanan kota masih seperti biasa padat dengan orang yang sibuk dengan kegiatan mereka. Wangi khas musim panas masih segar di awal musim. Aroma bunga basah karena hujan tadi membaur dengan hangat mentari di balik awan kumulus. Aku berjalan sendiri ke halte bus terdekat sekolah. Sebuah kebiasaan aku berjalan ke sana, tidak sepenuhnya biasa sih karena Hani yang biasa menemaniku tak ikut.

Rabu, 09 Oktober 2013

Si Rubah

Si Rubah

Tinggal di asrama sekolah rasanya sangat membosankan. Apa lagi mengingat asrama ini berada di pinggiran kota, nyaris masuk ke wilayah pedesaan bahkan. Jikalau ingin kembali ke kota harus menempuh bus yang terakhir lewat jam 5 sore. Waktu malam hari hanya ada kendaraan truk besar yang lewat hingga pukul 9 malam. Selebihnya tak ada kendaraan lagi lewat jika belum pagi hari.

Rabu, 23 Januari 2013

Kapal Kematian

Kapal Kematian

Malam berbintang memenuhi gelap angkasa. Kumpulan rasi membuat mulut terkagum. Aku berjalan di hamparan pasir sambil membekap erat jaket usang di tubuh. Tak jauh dariku terdengar derit tong-tong kayu menggelinding. Rasa penasaranku membuatku berlari kecil dengan rok sedikit diangkat.