Kamis, 19 Februari 2015

Hi!

Speechless. Kata-kata sama sekali tak dapat terucap. Kuggigit bibir bawahku. Mataku terasa berat berkedip menatap sosok dalam radius kurang sangat dekat ini. Juang memang selalu memesona dari dulu.

Diam-diam aku mengumpat dalam hatiku. Dongkol tak berani menyapa. Sialnya Juang semakin mendekat padaku.

Aku memang naksir anak lelaki bernama Juang ini. Si ganteng dengan rambut hitam dan senyum hangat itu selalul membiusku. Namun, tamparan keras bagiku adalah kami teman sekelas yang super canggung.

Aku mengintip ke belakang. Melotot ke Aruna, teman sekelasku, yang menjebakku dalam situasi ini. Matanya berapi dan penuh isyarat membara, cepat sapa Juang sekarang!

Bibirku merengut. Merajuk pada Aruna, mencoba memelas agar tak menyapa Juang. Namun, pelototan yang menjadi jawabanku. Tampang memelasku tak mempan meluluhkan niat membara Aruna membuatku PDKT dengan Juang.

Tubuhku nyaris terjungkal saat menoleh ke arah Juang. Dia semakin mendekat ke arahku. Jantungku, kumohon berhentilah deg-degan.

Dalam mulut terbungkam aku mengumpat. Gemas dengan diriku sendiri. Bilang halo saja kok malunya luar biasa.

Aku menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. Perlahan mataku terpejam. Jantungku berdegup kencang kala tekadku sudah bulat.

Hi! by restyu
Ilustrasi oleh restyu.

"Hahai Juang!"

Mulutku lantas tertutup cepat. Mataku merem, tidak berani melihat Juang. Jantungku terasa seperti drum yang dipukul dengan brutal. Seketika aku menanyakan apa hal ini benar dilakukan.

"Oh, halo Narin."

Mataku terbuka lebar disapa lesung pipit Juang. Senyum malu-maluku merekah mengetahui responnya.

coretan oleh restyu.


EmoticonEmoticon