Selasa, 27 Mei 2025

Nostalgia Beli Martabak dan Terang Bulan Ke Tempat Ini

Apa jajanan atau makanan yang identik dengan malam? Kalau ditanya begitu, jawabku tentu saja martabak! Asin atau manis tak masalah, yang jelas martabak enak disantap di malam hari!

Tiada yang asing dengan martabak. Makanan yang memang gampang banget ditemui di malam hari. Mau asin atau manis, bisa pilih martabak sesuai selera. Untuk pilihan yang asin sering disebut martabak atau terkadang martabak telur, sedangkan yang manis sering dikenal dengan sebutan terang bulan.

Beli martabak telur dan terang bulan
Beli martabak telur dan terang bulan.

Ini adalah sedikit ceritaku beli martabak setelah sekian lama. Entah kenapa waktu itu emang lagi BM banget sama martabak. Plus ada sedikit rasa kangen ingin nostalgia sehingga aku memutuskan untuk beli martabak di tempat favoritku pas masih SMA.

Sedikit cerita tambahan lagi, tulisan ini didasarkan pengalam pribadi bulan puasa kemarin. Namun, setelah lama di draft baru bisa diunggah sekarang. Mungkin sebab aku banyak glundang-glundung kemarin, alhasil baru rampung sekarang.

Martabak dalam Ingatan Samar

Aku ingat jelas pertama kali sering beli martabak sendiri ketika SMA. Selepas punya SIM, mau beli martabak tuh gampang. Tinggal naik motor cus pergi ke tukang martabak pilihan. Karena yah seperti yang banyak diketahui orang, penjual martabak ada banyakbanyak sekali malahan.

Lokasi tukang martabak di depan UD. Bowo
Lokasi tukang martabak di depan UD. Bowo.

Dari banyaknya  penjual martabak di Wonogiri, ada satu yang favoritku. Lokasinya di Perempatan Pertanian. Jika dari arah Wonogiri, posisinya di kiri jalan. Persis di seberang UD. Bowo.

Zaman pas sering les dan balik larut, aku sering mampir beli di sini dulu sebelum pulang. Paling tidak martabak bisa jadi teman belajarku atau bahkan lauk. Iya benar, aku termasuk sekte orang yang terkadang makan martabakyang asing pastinya bukan yang manispakai nasi. Kenapa? Aneh? Well, selera kan?

Jujur yah, ketimbang martabak manis alias terang bulan, aku lebih suka yang asin. Martabak telur lebih sesuai dengan seleraku. Terang bulan juga enak kok. Cuma memang seleraku yang asin ketimbang yang manis.

Babak Membeli Martabak

Tukang martabak favorit pas SMA
Tukang martabak favorit pas SMA.

Sekitar setengah 7 malam, aku baru keluar beli martabak. Berbekal jaket, dompet, dan motor aku memulai perjalanan. Tidak butuh waktu lama untuk tiba di Pokoh dari rumahku. Pokoknya setibanya di tukang martabak, aku langsung parkir dan pesan.

Mungkin sebab bulan puasa dan masih jam usai magrib, belum ada pembeli yang datang. Buru-buru aku pesan 1 martabak telur bebek biasa dan 1 terang bulan coklat susu. Dua pesanan itu menghabiskan Rp40.000.

Seporsi martabak biasa dengan telur ayam harganya Rp20.000, sedangkan yang pakai telur bebek harganya Rp22.000. Terang bulan di sini ada 2 pilihan adonan: original atau pandan. Topingnya beragam dan tidak sempat aku perhatikan semua.

Sembari menunggu masnya menyiapkan pesanan, aku duduk di bangku kayu panjang yang terletak di sudut. Bangkunya memang sudah ada di situ lama sejak dalam ingatanku. Sambil menunggu yang aku lakukan cuma termangu lihat sepinya jalan raya ketimbang biasanya.

Mungkin butuh waktu sekitaran 15 menit hingga akhirnya pesananku siap. Selepas membayar dan bilang terima kasih, aku ya langsung pulang. Itu sih rencana awalnya, tetapi aku malah mampir beli matcha latte dulu sebelum beneran pulang.

Mencicip Martabak Setelah Sekian Lama

Setiba di rumah dua kotak martabak ini tempting banget. Baunya khas dan enak terutama ketika boksnya dibuka. Poin plusnya tambilannya rapi tidak terguncang sama sekali selama aku naik motor. Makin menggoda sebab emang kelihatan enak!

Martabak telur bebek biasa
Martabak telur bebek biasa.

Dalam kotak martabak telur, ada martabak telurpastinya, acar timun serrta cabai, dan saus khusus. Martabaknya dipotong rapi dalam bentuk persegi. Aku tak sempat menghitung ada berapa potong tapi aku rasa jelas lebih dari 10.

Mencicip martabak telur
Mencicip martabak telur.

Pada gigitan pertama, rasa nostalgia menyapa. Rasanya masih sama dalam ingatanku ketika rajin beli dulu. Kulitnya renyah, isiannya banyak dan dagingnya terasa di tiap kunyahan, daun bawang yang banyak meninggalkan rasa khas tersendiri.

Aku suka ketika martabaknya di cocol ke saus dan diberi sedikit acar. Kombinasinya pas! Segar acar timun mengurangi rasa berminyak dan ada sedikit asam pedas khas dari sausnya. Beuh! Kombinasi mantap yang sesuai seleraku.

Terang bulan coklat susu
Terang bulan coklat susu.

Tak jauh berbeda dangan terang bulan, tampilannya masih sama dengan yang ada di ingatanku. Terang bulannya padat! Aroma mentega atau margarinwell aku tak tahu di sini pakai apakhas sekali. Coklat di tengah juga meleleh menggoda.

Mencicip terang bulan
Mencicip terang bulan.

Gigitan pertama mencoba terang bulan, rasa manisnya cepat menyebar di lidah. Tidak manis sekali dan pas sesuai seleraku. Suka banget pokoknya!

Dua kata yang terbayang selama makan adalah senang dan puas. Senang karena rasanya masih sama seperti di ingatan serta puas karena keinginan kangen makan martabak terobati.

Keduanya tidak aku habiskan sendiri kok, aku makannya bersama Bapak. Makan sambil nostalgia dan pastinya perut ikut kenyang. Kalau kalian tanya apa makan martabak telur pakai nasi, jawabku iya. Posisi martabak telur di keluargaku sering jadi lauk bukan sebatas cemilan saja.

Hah, pokoknya puas, puas, puas, dan puas habis makan martabak. Lain waktu, aku bakal beli lagi sih. Entah kapan karena aku memang tidak bisa memastikan.

Aku cuma bisa berharap sekarang dan seterusnya. Semoga mas penjualnya sehat dan dagangannya selaru laris sehingga aku bisa beli lagi di sana.

restyu, 260525.


EmoticonEmoticon