Nggit, rekomendasi kuliner andalamu apa? Pertanyaan yang sering ditanyakan kalau ada teman bicara masalah kuliner. Jawabku beragam biasanya tapi jujur aku kerap merekomendasi makanan ini. Selat solo adalah kuliner yang kerap aku sarankan ke temanku.
Selat solo mungkin beberapa orang ada yang baru dengar namanya. Temanku bahkan mengernyitkan dahi mendengar namanya. Kamu nyuruh aku nyebrangin selat nih? Dahi berkerut dengan tatapan menyiratkan yang benar saja diarahkan padaku.
Perkaran selat yang aku omongin kali ini beneran makanan bukan sebuah tempat. Selat solo memang kuliner yang khas di Solo. Ini adalah hidangan dengan daging, sayur, dan kuah yang khas. Bukan selat yang berupa laut diantara pulau-pulau[1]. Mentang-mentang ada kata Solo langsung dianggap nama tempat saja.
Aku kurang paham asal muasal kuliner ini. Aku pikir mungkin ada sedikit pengaruh dari Belanda yang dilokalkan tentunya. Itu sebatas pradugaku saja sih, aku belum membaca atau mencari detail soal asal muasal kuliner ini. Namun, serius deh percaya denganku kalau makanan ini rasanya enak!
![]() |
Apa saja yang ada di sepiring selat solo? |
Ibu kemarin membawa hidangan yang sudah lama tak aku makanan beberapa bukan belakangan. Dibungkus dengan kotak plastik makanan bening, bahan-bahan makanan yang sedap menggoda mata. Ada sayuran yang memilik serat tinggi, protein hewani, dan sebungkus kuah berwarna cokelat.
Satu porsi selat solo biasanya terdiri dari telur rebus, bola daging cincang, kentang, selada, timun, tomat, buncis, wortel, dan kuah. Bola daging cincangnya yang aku rasa bisa disebut bistik ini biasanya dalam satu porsi 2 dan telur rebusnya separuh. Semua sayuran direbus walaupun kadang kala kentangnya ada yang digoreng.
Aku tidak sempat bertanya Ibu belinya dimana tapi aku rasa ada banyak warung makan yang menjual selat solo di daerah Solo Raya. Aku harap bisa maklum karena aku pribadi jarang dine in dan jujur belum pernah beli selat solo sendiri sih. Mungkin lain waktu aku bakal coba kulineran cari selat solo enak di sekitar rumahku.
Lagi dan lagi aku lupa tanya harganya berapa. Namun, aku sempat mengintip di aplikasi daring untuk mencari data, Aku rasa range harga paling murah Rp 10.000 untuk satu porsi selat solo. Namun, biasanya mungkin berkisar Rp 20.000 untuk satu hidangan ini.
![]() |
Seporsi selat solo untuk makan siangku. |
Menatap rapi hidangan di mangkuk latas tahap terakhirnya adalah menuang kuahnya. Kuahnya wangi khas dan berwarna cokelat. Kuahnya encer dan terlihat sedikit oily tapi menurutku gak berminyak kok. Ada irisan bawang merah tipis di kuahnya yang meninggalkan bau khas.
Cita rasa dari kuahnya sendiri gurih. Agak manis dan sedikit rasa asam tipis menyapa lidah. Entah kenapa aku pikir rasa kuahnya selalu membuatku ketagihan. Belum lagi irisan bawang merah yang menambah rasa dan aroma dari kuah ini.
Sayurnya enak dan empuk semua walaupun aku pribadi lebih suka jika buncisnya bisa dilebih empuk. Timunnya segar dan memberi tekstur renyah kala digigit, tomat segar berair dengan sedikit masam khas, dan selada yang renyah berbunyi kala digigit. Kentang dan wortel juga empuk tidak berlebihan saat digigit.
Bistik dagingnya terasa lembut dan juicy. Tekstur daging yang dicacah kasar masih terasa dalam tiap gigitan. Rasa daging sapi tidak pudar dan berbaur dengan bumbu dan kuah dari selat. Aku bahkan bisa merasakan pedas lada yang menyebar di daging lembut yang sedang aku kunyah.
Semua bahan dicampur dengan kuah encer yang wangi memberikan rasa sedap khas. Porsinya terlihat kecil tapi bagiku sudah bisa buat kenyang. Sayur yang memberi serat, protein dari telur dan bistik, dan karbohidrat dari kentang adalah kombinasi menu makan siang yang luar biasa untukku pribadi.
Hidangan selat solo rasanya selalu jadi kuliner khas bagiku. Enak, sedap, mengenyangkan, dan memberikan rasa khas yang tak bisa aku jelaskan sampai sekarang. Sampai sekarang hidangan ini selalu bertengger di posisi 5 makanan favoritku.
Jadi, apa kamu tertarik untuk coba kuliner selat solo ini?
coretan oleh restyu.
[1] KBBI - selat
EmoticonEmoticon