Memahami arah itu adalah hal yang penting. Jika berpergian, patokan yang enak menurutku bukan sebatas lurus, maju, mundur, kanan, atau bahkan kiri. Justru patokan dengan arah dari mata angin benar-benar akan membantu.
Arah mata angin itu selalu ada di peta. Tak cuma tercetak jelas di peta cetak, undangan, tapi juga ada di Google Maps sebenarnya. Utara selalu menjadi mata angi yang lancip mengarah ke atas dan patokan di peta.
Kalau dalam bahasa Indonesia kita mengenal arah mata angin dengan barat, timur, utara, dan selatan. Dalam bahasa Jawa kita mengenal 4N, yaitu: ngalor, ngidul, ngetan, dan ngulon*1). Nah, jangan angap itu serius, itu guyonan*2) acak saja kok.
Lor, kidul, wetan, dan kulon. Itu arah esensial yang dipahami orang Jawa. Praktekya sih dalam keseharianku jelas terasa ketika masih sekolah dan berangkat pulang naik bus. Kalau mau pulang naik minibus ke arah ngetan biasanya. Kalau naik yang arah lain, nanti tak sampai rumah malahan.
Dulu rasanya hapal sekali dengan arah dalam bahasa Jawa. Apesnya seiring waktu dan entah kenapa bahasa Indonesia makin kerap aku pakai dalam keseharian, bahasa Jawa diriku semakin bobrok malahan. Percaya tidak sih, aku bakan sempat lupa bahasa Jawa untuk utara dan selatan.
![]() |
Pemandangan di selatan belakang rumah. |
Ini semua dimulai dari beberapa waktu kemarin ketika aku membantu Bapak memasang rangkaian baja ringan di belakang rumah. Mendengar arahan komando geser seperti geser rada ngidul*3), ,jajal ngalor sithik coba*4), dan masih banyak lagi membuat otak kecilku panas. Aku bahkan sempat plonga-plongo*5) untuk memproses komando dari Bapak.
Setelah perkara drama buta arah dadakan, aku berakhir sedikit kena omel ujung-ujungnya. Namun, serius rasanya jadi benar-benar buta arah ketika bicara arah secara dadakan dalam bahasa Jawa. Butuh waktu beberapa detik untuk bisa ngeh arah mana yang harus dituju. Memalukan dan menggelikan jika aku pikir-pikir lagi.
Aku sempat berpikir guyonan 4N dalam arah di bahasa Jawa itu lucu. Akan tetapi aku akan menarik pikiranku itu. Sekarang mungkin akan selalu bergumam arah dengan bahasa Jawa akan tak akan lupa lagi. Tak cuma sebatas tengen dan kiwa*6) tapi juga ngetan, ngulon, ngalor, dan ngidul. Karena ya tak lucu sih nanti tanya arah ke orang dan pas dijelasin pakai bahasa Jawa malah plonga-plongo dan berujung nyasar.
sambatan oleh restyu.
*1) Ngalor, ngidul, ngetan, dan ngulon (bahasa Jawa) arah utara, selatan, timur, dan barat. Berasal dari kata lor, kidul, wetan, dan kulon yang diawalnya mendapatkan imbuhan ng- di awal.
.adadada2) Guyonan (bahasa Jawa) bercandaan/candaan.
*3) Geser rada kidul (bahasa Jawa) geser agak ke selatan.
*4) Jajal ngalor sithik coba (bahasa Jawa) coba sedikit ke utara.
*5) Plonga-plongo (bahasa Jawa) kebingungan dan agak bengong.
*6) Tengan dan kiwo (bahasa Jawa) kanan dan kiri.
EmoticonEmoticon