Jumat, 14 Juli 2023

Panen Yang Sekarang Entah Kenapa Jadi Rutinitas

Banyak tulisan yang mangkrak harus diunggah di sini karena sudah jadi debu di draft sebenarnya. Namun, apa daya semangatku menulis naik turun tak tentu. Jadi, aku rasa mau berbagi cerita lain perkara kebun saja di sini.

Mungkin harusnya tulisan ini lebih benar diunggah di catatan tanduran. Namun, aku rasa tak ada salahnya membagikannya di sini. Toh, blog ini cerita dari pengalaman harianku yang berkesan juga.

Panen Yang Sekarang Entah Kenapa Jadi Rutinitas
Ragam panen paling banyak kemarin.

Akhir-akhir ini aku rasa panen di kebun makin jadi. Makin beragam yang dipetik entah di pagi atau sore hari. Ada bunga, buah, dan tentunya dedaunan.

Apa yang sudah lama ditanam akhirnya bisa dipetik juga. Sebuah kepuasan dari proses tani yang panang akhirnya terasa juga. Walapaun tak dapat dipungkiri jika banyak drama juga selama ngopeni*1) kebun kecilku yang tak seberapa ini.

Apa yang langganan panen sebenarnya bunga telang. Tiap pagi masti dipetik. Ada kalanya aku hitung berapa banyak bunga yang aku panen, ada kalanya pas males ya sudah tak dihitung. Bunganya tak banyak hanya puluhan sekitar lebih dari 30-an. Setiap hari ada saja bunganya hingga kadang aku suntuk tapi eman-eman*2) juga kalau tidak dipetik.

Kalau sayur daun banyak deh. Akhir-akhir ini ada sawi putih yang proses mengurusnya penuh drama tapi menurutku pribadi lumayan berhasil. Sekarang sawinya sedang aku coba buat jadi asinan, pasti pada tahulah mau dibuat jadi apa. Mungkin lain waktu aku akan bahas soal ini.

Panen Yang Sekarang Entah Kenapa Jadi Rutinitas
Panen bunga telang sama sweet basil sedikit.

Daun mint, daun stevia, sawi putih, daun jeruk bumbu, caisim, kemangi, sweet basil, dan masih banyak lagi kadang dipetik. Ambil sedikit campur ke masakan. Lumayan buat mengisi perut yang keroncongan. Pokoknya panen apapun itu aku syukuri deh.

Karena runtutan panen yang makin sering akhir-akhir ini, aku jadi berpikir. Emang bener sih panen itu hal yang paling menyenangkan. Senang saja bisa memetik semua yang diurus, dirawat, dan dijaga sebaik mungkin. Dari yang kecil mungil hingga besar dan ranum dipetik rasanya beda dan ada percikan kegembiraan sendiri.

Halah, kamu nanam di lahan luas tho? Kalau pada berpikir begitu tepis dulu deh pikiran itu. Kebunku emang bisa dibilang lumayan. Aku tak tahu ukurannya luasnya pastinya. Namun, satu hal yang jelas di kebun belakang itu lebar tapi yang di depan sempit. Nanam juga gak di hamparan kok malah di polibag, pot, dan talang bekas.

Menanam di lahan sempit bisa. Itu semua tergantung bagaimana menata kebun mau dibuat kayak apa. Urban farming deh urban farming istilah bekennya begitu. Tak pakai raised bed yang jadi mimpiku akhir-akhir ini. Cuma modal pot dan polibag kebanyakan. Ujung-ujungnya tetap bisa panen.

Jujur sih sebenarnya mau coba dijual. Tapi ya itu kayak masih kurang gitu jadi diurungkan niatnya. Untuk sementara cuma jadi konsumsi pribadi dan dibagikan ke orang lain entah keluarga atau tetangga. Kalau masalah produk sayur kebun yang akan dijual kelak mungkin aku ceritain lain waktu deh. Aku masih mengurus beberapa hal sebelum aku yakin jual secara daring.

Panen Yang Sekarang Entah Kenapa Jadi Rutinitas
Suka kalau pas panen beragam kayak gini.

Entah pagi atau sore panen pasti ada. Sedikit atau banyak tak jadi standar memusingkan bagiku. Yang penting bisa dinikmati dan lumayan buat diolah, paling tidak itu pikirku. Ada kalanya juga kalau hasil panen bagus bisa buat flexing diriku pribadi. Beda tahu rasanya flexing hasil kebun sama hal-hal lainnya. Kepuasaan yang aku rasa berbeda dan menagih. Terbukti dari aku yang akhir-akhir ini rajin unggah snapgram di @tandurwae.

Hari-hariku ya masih seperti biasanya. Cuma mungkin sedikit lebih rajin panen jadi beberapa hal rasanya kalang kabut. Namun, aku rasa pace keseharianku bakal normal lagi setelah bisa adaptasi. Mungkin besok, aku sudah bakal unggah banyak hal menarik selain kebun yang terjadi sebulan kemarin.

coretan oleh restyu untuk pemanasan setelah agak lama.

Glosarium:
*1) Ngopeni (bahasa Jawa) merawat.
*2) Eman-eman (bahasa Jawa) sayang saja atau mungkin bisa juga sayang banget.


EmoticonEmoticon