Jajan sendiri adalah hal yang erat bagi kita. Siapa sih yang tidak pernah jajan? Pasti semua orang pernah jajan. Namun, sekarang beberapa jajanan favorit kita kok rasanya ada yang aneh ya?
Rasa aneh yang kita rasakan dari jajanan yang kita beli ada kemasannya yang mengecil daripada ingatan kita sebelumnya Kenapa bisa mengecil ya? Jawabannya adalah karena shrinkflation!
Adanya shirnkflation ini memengaruhi pada produk yang sering kita beli loh. Akan tetapi, sudah paham shrinkflation belum? Kenapa sih kebijakan ini diambil oleh perusahaan?
Apa Itu Shrinkflation?
Shrinkflation adalah praktek mengurangi atau mengecil ukuran atau kuantitas produk sementara harga produknya masih sama atau sedikit meningkat. Pada beberapa praktek lain bisa juga diartikan dengan penurunan kualitas produk atau bahan baku namun harganya tetap sama[1].
Adanya praktek shrinkflation artinya dalam satu produk beratnya bisa berkurang dari normalnya. Bisa dikatakan adanya shrinkflation membuat harga beli sama tapi harga per unit menjadi naik[2].
Bukti Shrinkflation di Sekitar Kita
![]() |
Tampilan camilan momogi sekarang. Foto oleh restyu. |
Tahu salah satu makanan ringan dengan nama momogi kan? Tentunya tidak asing dengan camilan yang mudah ditemukan ini, bahkan di warung juga ada. Jagat dunia maya ramai dengan warganet yang membahas mengenai momogi yang ukuran produknya mengecil ini.
Faktanya memang benar jajanan ini ukurannya berbeda dengan kenangan masa kecil. Ukurannya berkurang jadi lebih pendek. Dulu momogi yang biasa habis dalam 2-3 gigitan kini bisa habis dalam 1 gigitan besar.
![]() |
Gorengan yang ukurannya juga ikut menyusut. Foto oleh restyu. |
Praktek ini tidak hanya dilakukan di perusahaan besar sih. Beberapa warung juga mulai melakukannya. Salah satu penjual gorengan yang kerap kukunjungi. Dulu biasanya beli gorengan Rp 3.000 sudah bisa kenanyang, namun sekarang harga segitu tak bisa kenyang.
Bakwan, tahu goreng, tempe medoan, pisang goreng, dan ubi goreng yang ukurannya bisa mencampai hampir satu telapak tangan ukurannya mengkeret. Kini ukurannya berkurang seperempat ukuran normalnya.
Banyak memang industri yang mengambil kebijakan ini. Tak melulu industri besar skala pabrik, bahkan industri kecil rumaha juga memilih melakukan shirnkflation pada produknya. Apalagi keadaan ekonomi di Indonesia sekarang tengah diterpa banyak hal seperti kenaikan harga BBM yang membuat harga lain kena imbasnya.
Mengapa Ada Shrinkflation?
Shrinkflation menjadi pilihan perusahaan ketika terjadinya inflasi tinggi. Dibandingkan menaikan harga barang, menyusutkan ukuran produk. Perusahaan dapat menekan biaya produksi, sedangkan konsumen masih dapat menggunakan produk dengan harga biasa[3].
Sebenarnya shrinkflation bukanlah hal baru dalam kehidupan ini. Praktek ini sudah terjadi sejak dulu. Namun, akhir-akhir ini kebijakan mengurangi berat produk yang dilakukan pada produk lebih sering terjadi sekarang[4].
Buktinya bisa dilihat dari beberapa camilan yang isinya sudah berkurang namun baru ramai akhir-akhir ini. Pilihan perusahaan untuk mengurangi mungkin memang benar, meskipun produknya sedikit berkurang konsumen masih mau membeli. Sedangkan jika produknya isinya sama tapi harganya naik, konsumen cenderung akan mengeluhkannya.
Mau bagaimanapun, fakta shirnkflation yang sudah di sekitar kita tak dapat dipungkiri. Itu sudah jadi kebijakan dari produsen pada produknya. Apa yang bisa kita lakukan ya kembali ke diri kita lagi. Apa kita mau menggunakan produk berkait atau tidak.
coretan oleh restyu.
EmoticonEmoticon