Tulisan ini bercerita tentang Makmur. Makmur yang aku nobatkan sebagai si penguasa rumah. Seekor majikan tersayang bagi orang-orang di keluargaku.
Puasa kemarin, ada satu makhluk baru yang tinggal bersamaku di rumah. Kakinya empat, mata kuning terlihat bersemangat, warna oranye dan putih bulunya. Apakah gerangan itu? Kucing jawabnya!
![]() |
Makmur pas awal-awal datang. |
Sebuah kejutan di tengah bulan Ramadan Bapak tiba-tiba pulang beli galon membawa kucing. Seekor kucing dalam kardus dibawa di sela 2 galon besar. Suara mengeong yang mengusik itu pertama aku dengar dari kucing ini.
Singkatnya setelah sedikit atau tepatnya banyak sekali hal, nama Makmur diberikan kepada si kucing. Nama lengkap dariku Makmur Sentosa dengan harap hidup kucing ini makmur dan sentosa seperti namanya. Namun, akhir-akhir ini aku suka panggil dia Ndut atau Gendut karena memang mulai gendut.
Awal kedatangan Makmur sikapnya waspada. Lumrah sih, soalnya anak kucing yang umurnya mungkin 1 bulan lebih sedikit datang ke tempat tinggal yang baru pastilah asing. Akan tetapi, di malam hari dia sudah menjelajah rumah dan bersikap lebih ramah.
![]() |
Kelakuan Makmur akhir-akhir ini. |
Waktu berlalu cepat sekali rasanya, tahun 2024 sudah mendekati penghujung. Sudah sekitar 9 bulan pula Makmur tinggal di rumah. Doi jadi sohib Bapak, teman merepotkanku, dan sering mengekor Ibu. Makmur sudah jenak*1) dan menguasai seisi rumah.
Makmur adalah penguasa rumahku. Tiada tempat yang belum ia datangi di rumah, kecuali kamar Bapak yang memang jarang sekali ia masuki. Sukanya mengikuti orang, di mana ada orang pasti ada Makmur. Makannya banyak dan rakus, bahkan kadang nakal suka mengorek tempat sampah padahal mangkuk makannya masih full.
![]() |
Makmur sebagai hama di tanaman kangkung. |
Banyak dengan tambahan amat sekali gebrakan bola bulu satu ini. Makmur sering kusebut hama di kebun, soalnya dia suka melakukan hal mengganggu di kebun. Ada kalanya ia memanjat ajir tanaman merambat. Lantas ada waktunya pula dia menabrak anggrek, menerjang pohon jeruk purut yang tingginya tak seberapa, dan bersembunyi di sela paranet.
Meskipun begitu, Makmur setiap di kebun selalu bertingkah seperti kucing lainnya. Suka poop dan peep di tanah kebun yang baru diolah dan belum ditanam. Ada kalanya sering bersembunyi di sela kangkung lebat yang tinggi atau di bawah daun caisim yang lebar.
Aku pikir-pikir lagi, Makmur kadang terasa mirip stalker di rumah. Kalau aku dan Bapak di belakang pasti ikut ke belakang, kalau ke depan ya ikut ke depan. Ketika semua ada di kamar dan dia gak bisa masuk, Makmur pasti mengeong menunggu depan pintu. Rasanya clingy tapi menyenangkan saja sih buatku.
Kalau sprei kamarku baru diganti, biasanya yang pertama mencicipi kasur bersihku adalah Makmur. Tahu-tahu dia sudah tidur menyandar bantal, guling, atau selimut. Pulas tidak punya dosa. Pasrah saja sih aku, soalnya memang penguasa rumah kan aku nobatkan pada si Makmur.
![]() |
Makmur clingy pas ada yang baca buku. |
Kalau tidur di dekat orang, Makmur suka menyentuhkan kakinya ke tangan, kaki, atau punggung orang. Kayak gak afdol gitu tanpa gocekan*2). Sesekali pas aku tidur, dia tidur menyandar dada. Paling parah mah cuma ketiban makmur pas terletang dan rasanya sesak sehingga terbangun.
Meskipun banyak hal menggemaskan dari Makmur, kucing satu ini cukup payah dalam berburu. Seringnya gagal menabrak tikus dan berakhir kejar-kejaran saja. Buruan yang sering disetor cuma cicak dan kecoa. Ada kalanya tidak disetor dan teronggok jadi bangkai yang baunya buat sakit kepala.
Makmur sejatinya merupakan kucing penakut. Ia tak suka suara keras. Ada suara keras sedikit langsung kabur. Doi tak pernah pergi keluar pagar depan. Jalan raya yang bising dan klakson bus yang luar biasa berisik membuatnya kabur. Makmur juga terkadang takut orang asing, kadang sulit memegangnya. Kecuali kalau Makmur sudah tertangkap dulu, baru dia pasrah disentuh orang asing.
Banyak sekali cerita tentang Makmur. Kalau boleh jujur rasanya sayang sekali aku dengan buntelan bulu satu ini yang penuh gebrakan. Gemas, lucu, dan cakep sih emang si Makmur. Minus suka gigit dikit dan mengunyah rambut kadang. Namun, karakter kucing memang seperti itu gak sih?
![]() |
Makmur dan tingkah absurd di pagi hari. |
Aku menganggap emotional support andalanku di saat sedih adalah memeluk Makmur. Memang kadang pas dipeluk dan diunyel-unyel malah berujung aku digigit sedikit, tetapi gak apa-apa sih bukan masalah besar. Mungkin habis tulisan ini aku unggah, aku bakal nambahin wet food buat Makmur sedikit. Soalnya kalau banyak-banyak nanti dia makin gendut.
Semoga esok dan seterusnya Makmur selalu sehat. Aku masih mau bersama Makmur untuk waktu yang lama sekali. Masih banyak foto gemas Makmur yang ingin aku koleksi. Sebab Makmur memang sudah jadi kucing tersayang di rumah.
restyu, 171224.
*1) Jenak (bahasa Jawa) nyaman.
*2) Gocekan (bahasa Jawa) pegangan.
EmoticonEmoticon