Makan buah dan sayur itu wajib banget buat kita. Soalnya yah memang sumber serat kan banyak dari dua hal itu. Namun, pernah gak sih kamu makan sayur tertentu sampai bosan dan muak banget lihatnya? Kalau aku sih pernah dan baru saja mengalaminya.
Sebagai orang yang bertani sedikit di rumah, cuma sebatas kebun sederhana di belakang rumah, panen itu hal yang sangat amat menyenangkan. Kala panen itu rasanya semua kerja keras kita dan segala drama dalam mengurus tanaman akhirnya terbayar. Tentunya tiada orang yang tak suka panen dong!
Baca juga: Kembali Lagi Mengisi Kebun Rumah
Namun, untuk kali ini aku benar-benar merasa muak dengan panen. Kenapa? Karena panennya buanyak banget nget nget! Dimakan di rumah gak habis, dibagikan juga masih ada. Kayak ini kok gak habis-habis sih?
Aku kurang ingat kapan tapi sekiranya selepas Idul Fitri tahun ini bapak menyuruhku memindah tanam 6 pohon tomat dari polibag kecil ke tanah. Beberapa bulan dirawat dari 6 pohon bertahan 4, sisanya mati dengan kondisi akar busuk. Lantas tak butuh waktu lama juga agar mereka bisa dipanen.
Bicara soal pohon tomat ini tanamannya besar banget. Sebenarnya ketimbang besar lebih cocok dibilang tinggi sih. Cuma karena tak bisa tumbuh ke atas dengan ideal alhasil dahannya roboh dan tumbuh menyamping. Namun, yah tepatnya tetap besar sih.
Tak sekadar besar doang, tomatnya juga jadi tempat banyak serangga. Ada hama seperti belalang dan kutu kebul yang dengan tidak sopan nangkring di sana. Namun, ada pula serangga lainnya seperti semut dan laba-laba yang sering membuat sarang di sekitar batang. Pokoknya pohon tomat ini menjadi tempat tinggal banyak serangga.
Herannya nih sebenarnya tidak dirabuk*1) aneh-aneh. Adapun pupuk hanya NPK dan KNO3 ketika berbunga. Ada kalanya aku semprot pupuk organik seperti lindi dan FFJ (Fruit Fermented Juice). Andaikan ada hal unik mungkin cuma karena diinstal sistem tetes karena pas waktu ini Wonogiri lagi panas-panasnya dan kalau siang tanamannya sering mleyot.
![]() |
Tomat segar dari kebun belakang. |
Juli tiba dan panen dimulai. Seneng sih tiap pagi atau sore petik beberapa tomat segar buat diolah. Ada kalanya juga petik tomat yang masih hijau buat campuran botok.
Lama-lama dari panennya cuma beberapa buah jadi belasan terus jadi puluhan. Kayak dalam waktu singkat jumlah panennya melonjak. Padahal yang di kulkas saja belum habis kok nambah lagi.
![]() |
Panen tomat kemarin yang terlalu banyak. |
Semenjak panen raya tomat ini hari-hari kayaknya masak apa saja kalau bisa dimasukan tomat ya masuk deh. Soalnya emang harus habisin tomatnya segera ketimbang makin menumpuk di kulkas. Sebenarnya juga dibagikan ke teman, saudara, dan tetangga juga cuma nih masih gak kelar-kelar juga. Ada deh sekitar 10 kg lebih mungkin hampir 15 kg tomat merah dipanen dari 4 pohon itu.
Aku jujur ya kadang bosan sekali makan tomat. Kayak muak banget lihat tomat. Sudah bosan banget lihat tomat diolah ditambah ke sop sayur, soto, kare sayur, jus, sambel tomat, dan salad. Bosan banget lihat buah oranye kemereah ini muncul di bawah tudung saji tuh.
Agar lebih tahan lama, ujung-ujungnya aku coba olah tomat dengan resep baru. Apa itu? Saus tomat, saus pedas, dan pure tomat. Sebenarnya saus dan pure hampir sama sih bedanya saus dimasak lagi sedangkan pure langsung aku bekukan di kulkas.
![]() |
Memblender tomat dalam proses pembuatan saus tomat. |
Saus tomat dan saus pedas rumahan buatku rasanya emang gak medok banget. Cuma nih ada kesan homey dan rasa khas tersendiri menurutku. Apa lagi sausnya kalau dipakai cocolan kayak sempol menurutku enak banget! Kayak fresh dan tomatnya masih kerasa. Plus gak asem banget. Enak pokoknya!
Kalau untuk pure biasanya aku jadikan tambahan buat masak balado. Kalau tidak kapan gitu aku buat untuk untuk jadi bumbu saus ke ayam. Jadi, ayamnya kerasa seperti sarden kalengan gitu. Cuma yah gak medok plus micin banget seperti buatan pabrik.
Seberapapun aku coba mengolah tomat pada akhirnya semua tidak bisa diolah. Ada yang sudah kadung*2) rusak karena eman*3) banget alhasil jadi bahan kompos. Biasanya tomat yang masuk ke bak kompos itu yang kulitnya sudah keriput parah dan berair banget mendekati busuk. Tomat yang sudah tidak fresh bangetlah intinya.
Sekarang di bulan Oktober ini bagaimana kabar keempat pohon tomat itu? Jumlah buah sudah menyusut dratis dan pohonnya sudah 2 yang dicabut. Tanah bekas tanam tomat sudah diolah lagi sama bapak untuk ditanam singkong. Namun, ada beberapa pohon tomat lain yang semoga panennya tidak segila 4 tomat kemarin.
Itu sih sedikit ceritaku soal kegilaan panen tomat di rumah. Soalnya ya memang benar-benar panen raya yang parah banget kemarin itu. Hari-hari rasanya seperti tiada hari tanpa tomat gitu. Kalau kamu panen tomat sampai sebanyak aku bakal kalian olah jadi apa
restyu, 201024.
1) Dirabuk (bahasa Jawa) dipupuk.
EmoticonEmoticon