Setahun belakangan ini cuaca benar-benar tak bisa dipahami. Aku yang kerap mengecek ramalan cuaca saja cuma bisa berkerut bingung dibuatnya. Soalnya memang cuaca sekarang tuh benar-benar tak bisa diramal.
Pokoknya cuaca kini tuh susah sekali dipahami. Boro-boro mau dipahami, diramal dan diduga dengan hitungan pun aku pikir rasanya makin tak bisa dilakukan. Soalnya sudah sering sekali ramalan cuaca meleset. Melesetnya tuh jauh banget padahal harusnya aku rasa ramalan cuaca bisa memberi kita praduga agak kasar biar bisa mengantisipasi cuaca yang ekstrem.
![]() |
Belakang rumah setelah gerimis lama. |
Tahun kemarin hujan masih acap kali mampir walaupun sudah masuk kemarau. Tak lupa juga musim hujan yang mundur lama sekali. Biasanya September sudah mulai gerimis tapi di 2023 kemarin bulan Desember baru benar-benar mulai hujan. Itu saja tak setiap hari dan dalam sebulan bisa dihitung jari.
Rasanya setahun kemarin history pencarian di browser ponsel kebanyakan cuma pencarian suhu di tempat tinggalku. Karena memang panas banget! Tubuhku rasanya cuma mau rebahan di lantai ketimbang di kasur. Soalnya di lantai dingin sih. Makin mantap pula kalau ada kipas angin menyala. Silir*1) banget gitulah dan aku gak bakal mau pindah soalnya sudah pewe.
Dalam ingatanku yang gak bagus sekali ini, suhu terpanas di area tempat tinggalku mungkin sampai 42°C atau bahkan lebih. Pokoknya panas banget sampai ndledek*2) rasanya. Apa lagi kalau harus keluar di siang hari, beuh aku rasa suhunya jelas tambah beberapa derajat dari yang muncul di aplikasi.
Huru-hara panas yang ekstrem kemarin itu membawa banyak hal di sekitarku. Bakul*3) es teh jumbo kian menjamur deh mulai tahun kemarin. Soalnya memang pas panas-panas enaknya minum es teh manis, dingin, dan segar. Mana harganya di sini murah juga, satu gelas gede cuma kudu bayar Rp3.000 saja.
Tak lupa pula perkara air ledeng yang kadang alirannya itu parah sekali. Aku tak heran kalau airnya tidak mengalir sama sekali selama beberapa jam. Kayak pasrah saja deh soalnya memang debit air benar-benar turun karena panas yang luar biasa.
Namun, yang paling parah dan buat sakit kepala sebab dampak cuaca, musim, dan iklim yang tak jelas ini adalah harga beras dan pangan. Aku yang sekarang sering disuruh beli beras sampai bingung dalam waktu singkat kok harganya naik cepat banget. Belum lagi jenis beras yang biasanya dimakan keburu diborong orang dan di rumah sempat berganti-ganti merek beras selama beberapa waktu deh jadinya.
El nino kemarin aku rasa sebuah pukulan besar buat Indonesia. Suhu laut meningkat sehingga curah hujan turun. Air buat pertanian ya jelas ikut kena dampaknya pada akhirnya[1]. Petani kemarin benar-benar kelimpungan karena cuaca yang ekstrem pokoknya.
![]() |
Makan semangka untuk buka puasa. |
Puasa tahun ini juga cuacanya masih tak bersahabat. Kadang hujan pas menjelang buka tapi kadang panas juga. ketika mendekati waktu sore Ramadan kemarin bisa dibilang tiap buka puasa harus ada semangka. Soalnya buah yang segar dengan banyak air ya cuma semangka sih dalam pikiranku. Kayak dari 29 hari waktu berpuasa lebih dari separuhnya selalu ada semangka di bawah tudung saji.
Terus sebab cuaca yang tak jelas ini badan rasanya juga lebih gampang sakit. Paling tidak pilek dan batuk deh jadi tamu tak diundang langganan. Beberapa hari kemarin satu rumah juga sakit semua dan rasanya amat sangat tidak enak.
Cuaca yang makin tak tentu sekarang ini tuh banyak buat mengeluh. Kayak keluhanku yang sudah banyak jadi makin banyak saja. Namun, aku tak bisa apa-apa sih mengatasi cuaca. Mungkin cuma bisa sedikit membantu mengurangi dampak pemanasan global dari mulai melakukan kebiasaan yang lebih rama lingkungan lantas sisanya berprasah saja.
Sekarang sih aku cuma harap cuaca jadi lebih bersahabat deh. Paling tidak tak jauh beda dengan ramalan cuaaca. Karena cuaca yang makin tak jelas ini aku agak malas berpergian. Sebab sekali hujan turun padahal bilangnya cerah jadwal yang aku buat berantakan.
Belum lagi kalau nekat keluar ketika hujan pasti basah dan makin banyak deh cucianku. Itu juga tidak ditambah sial kalau tak lupa bawa payung atau jas hujan. Soalnya sekali lupa makin kacau balau deh kegiatannya.
Terus terang sekarang tuh aku tak pernah lupa juga rajin lihat jendela untuk mengecek cuaca. Yah, karena ramalan cuaca yang sering meleset membuatku muram saja. Satu-satunya yang bisa aku percaya buat cuaca yang tak jelas ini ya cuma lihat langit secara langsung, kan?
restyu, 200424.
*2) Ndledek (bahasa Jawa) mencair.
*3) Bakul (bahasa Jawa) penjual atau pedagang.
EmoticonEmoticon