Sabtu, 05 November 2022

Bicara Bahasa Jawa Yang Jadi Bagian Keseharianku

Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia dengan jumlah penutur terbanyak. Aku bisa dibilang sebagai salah satu penutur bahasa ini. Bahasa Jawa memang nyata sudah menemaniku dari kecil hingga sekarang.

Bicara Bahasa Jawa Yang Jadi Bagian Keseharianku
Melihat Waduk Gajah Mungkur dari Watu Cenik. Foto oleh restyu.

Sebagai orang yang tinggal di Wonogiri, salah satu kabupaten di Jawa Tengah, bahasa Jawa itu bagian sehari-hari. Ngobrol ada kalanya lebih afdol dan masuk menggunakan bahasa Jawa dibanding bahasa Indonesia. Bahasa Jawa kesannya jadi lebih dekat dan homey*1) bagiku pribadi.

Kalau ditanya sejak kapan aku menggunakan bahasa Jawa, jawabku entahlah. Ingatanku samar tapi yang kutahu sudah dari kecil ngobrol haha hihi pakai bahasa Jawa dengan orang di sekitarku.

Kebiasaanku menggunakan bahasa Jawa terbawa hingga kini. Bahasa Jawa sudah lekat di lidah tak dapat dilepas. Enak saja untuk ngobrol dengan bahasa Jawa walaupun beberapa kata dalam bahasa Indonesia terselip. Namun, bahasa Jawa memang masih mendominasi.

Kadang kalau bicara dengan teman yang paham bahasa Jawa obrolan yang awalnya mengunakan bahasa Indonesia berakhir dengan bahasa Jawa. Entahlah kenapa bisa begitu. Mungkin seperti yang sudah kubilang tadi jika bahasa Jawa memberi kesan lebih dekat padaku dibanding yang lain.

Jujur saja bahasa Jawaku tidak terlalu bagus kok. Aku bisanya ngoko*2) sedangkan untuk kromo*3) levelku masih dangkal. Kadang aku menghindari ngobrol dengan orang yang lebih sepuh*4) karena pasti bakal harus membalas dengan kromo dan aku berakhir bingung jawabnya bagaimana.

Ketika mengobrol dengan orang yang lebih tua kadang butuh waktu lama menjawabnya. Kenapa? Karena harus mengingat beberapa kata yang digunakan apakah sopan tidak ya, mengingat tingkatan kromo itu banyak. Rasanya tidak enak bicara dengan kromo yang acak adul.

Tulisan di blog ini ada kala membahas bahasa Jawa. Alasannya sederhana karena kurasa menarik dan sekalian aku mengingat dan belajar. Rasanya sayang saja sih jika kemampuan ini tidak diasah. 

Aku sempat melihat dokumenter atau artikel yang mengatakan jika penutur bahasa Jawa memang banyak. Namun, kualitasnya menurun. Menurun dalam arti pemahamannya menurun. Mungkin aku bisa dijadikan contoh dengan yang hanya paham ngoko sedangkan kromo yang kupahami sedikit.

Mungkin karena hal itu aku jadi agak sering menulis beberapa hal berkait bahasa Jawa sekarang. Selain memang untuk dibagikan karena kurasa menarik, aku juga belajar lebih jauh karena harus mencari referensi untuk mebahasnya. Jadi, bisa dikata sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.

Namun, tak dapat dipungkiri belajar bahasa itu memang menarik. Setiap bahasa pasti khas, sama halnya seperti bahasa Jawa yang tiap daerah ada aksen sendiri. Kosa kata tiap daerah pun juga berbeda dan menarik jika diulik lebih jauh.

Jadi, memang fakta bahasa Jawa sudah jadi bagian dariku. Tidak akan bisa dilepas dan masih akan melekat mau dimana saja. Yang kubisa hanya meningkatkan kemampuanku paling tidak sekarang targetku untuk memperbaiki kemampuan kromo-ku dan belajar hal lainnya yang tidak kuketahui.

coretan oleh restyu setelah berpikir kenapa saya medok ya?

Glosarium:
1) Homey jika diterjemahkan dari bahasa Inggris artinya nyaman bisa juga dipahami seperti perasaan selayaknya di rumah.
2) Bahasa Jawa yang digunakan untuk mengobrol dengan orang yang seumuran, lebih mudah, atau yang dekat.
3) Bahasa Jawa yang digunaan ketika yang muda mengobrol dengan yang lebih tua.
4) Sepuh di bahasa Jawa merujuk ke orang yang lebih tua.


EmoticonEmoticon