"Gusti, sulap men!*1)"
"Anggit, bisa sulap?"
"Hah, gimana?"
Sebagai seseorang yang kerap kali latah mengucapkan bahasa Jawa dalam keseharian. Hal tersebut bukanlah hal asing kualami. Kadang kala beberapa kata dalam bahasa Jawa yang tak sengaja kuucap menjadi tanda tanya besar dari temanku.
Sulap*2) yang kumaksud ini jika dalam bahasa Jawa artinya silau. Bukan sulap trik seperti magik atau ilusi yang dilakukan di beberapa pertunjukan. Maaf saja nih, aku tak paham apa-apa dengan trik semacam itu.
![]() |
Silau cahaya matahari di balik pohon rambutan belakang rumah. Foto oleh restyu. |
Biasanya sih kata ini paling sering kuucapkan di pagi hari. Terutama ketika melihat cahaya matahari masuk melalui tirai yang masih tertutup. Seraya sambat menggerutu, aku lebih memilih membuka tirai jendela agar terang sekalian.
Tak hanya sulap karena cahaya matahari, ada kala di malam hari ketika naik motor aku juga sering sambat masalah sulap ini. Sorotan lampu kendaraan warna putih yang lebih terang daripada yang kuning sering refleks membuatku sulap. Kaget saja sih tiba-tiba di tengah gelap malam ada cahaya terang sekali menyapa mata tiba-tiba.
Jika kuingat-ingat dalam kata yang sehari-hari kupakai, banyak sih beberapa kata dalam bahasa Jawa yang ada homofon dengan bahasa Indonesia. Beberapa kata saja sering membuat orang yang kuajak bicara mengernyit bingung.
Baca juga: Antara Lara dan Loro
Namun, ya mau bagaimana lagi. Ada kalanya kurasa bicara dengan bahasa Jawa lebih afdol dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Belum lagi, ada beberapa kata dari bahasa Jawa yang susah untuk dijelaskan dalam bahasa Indonesia. Jadi, kurasa hal ini tidak akan bisa hilang dariku.
coretan pengalaman oleh restyu.
*1) Gusti, silau banget!
*2) Sulap adalah bahasa Jawa dari silau
EmoticonEmoticon