Rabu, 13 Februari 2013

Down

Riuh hal biasa di kelasku ramai. Berisik dengan berbagai suara bersahutan. Namun, entah mengapa kali ini sedikit berbeda. Ada satu temanku yang menangis dan teman yang lain segera menghiburnya. 

Aku yang kurang pandai menghibur teman beralih fokus pada LKS, Berencana sedikit belajar sebelum ulangan nanti. Baru juga mau fokus pensilku menggelinding jatuh. Aku menunduk mencoba meraih benda itu sambil curi pandangan ke belakang. Mengecek keadaan temanku yang menangis. 

Masih sesenggukan ternyata. Aku yang tak enak hati karena diam dari tadi merogoh laci meja. Mencari tisu yang selalu kusimpan di sana. Namun, kesialan yang kudapat karena tak dapat menemukannya, sepertinya aku lupa menaruhnya dimana.

Down by restyu
ilustrasi oleh restyu.

Kuurungkan niatku itu dan atensiku kembali ke pensil yang belum kuraih sampai sekarang. Kumiringkan tubuhku sedikit ke kiri agar lebih mudah meraihnya. Buru-buru kumiringkan sedikit tubuh ke samping kiri agar mudah meraihnya. Tanganku terulur mencoba meraih alat untuk menulis itu. Berusaha keras untuk menggapai benda itu.

Bruk!

Aku bengong saat tiba-tiba tubuhku tertarik gravitasi. Tak paham dalam beberapa detik lalu apa yag terjadi. Yang kudapati kini, aku buku paket, tas, dan kursi yang kududuki mencium lantai dingin. Aku masih mencoba memahami apa yang terjadi tetapi gelak tawa sukses membuaku sadar.

"Nggit, ngopo wi?*1)"

"Lah! Anggit kakehan polah wae, mulane tiba wi!*2)"

Dua kalimat yang saling timpal itu membuatku menoleh. Aku lantas buru-buru berdiri. Malu saat kepalaku berhasil mencerna apa yang terjadi. Tubuhku yang sedikit sakit membentur lantai tak kupedulikan.

Tata yang duduk di sampingku tertawa.“Anggit wae krungu swaraku langsung tiba terpesona!*3) ucapnya yang tak terlalu aku pahami.

Aku mengernyit mencoba menelaah apa yang terjadi. Oh! Ternyata tadi saat Tata hendak bernyanyi menghibur temanku yang sedih aku malah jatuh. Sebuah timing yang sangat tak terduga.

Aku hanya mengiyakan saja si Tata. Tisu yang akhirnya berhasil kutemukan ketika jatuh segera kuberikan ke temanku yang menangis. Senyum tipis malu masih di wajahku ketika aku kembali duduk anteng di bangku kedua dari depan.

Kurasa temanku sudah menganggap lalu apa yang terjadi tadi. Sedangkan aku masih mencoba mencerna apa yang terjadi. Malu juga sih lebih tepatnya karena jatuh dan dilihat banyak teman sekelas. Ah, memang aku dasar ceroboh.

coretan oleh restyu.

Glosarium:
*1) Nggit, ngapain itu?
*2) Anggit kebanyakan tingkah sih, makanya jatuh kan!
*3) Anggit saja dengerin suaraku langsung jatuh terpesona!



EmoticonEmoticon