Sabtu, 04 Maret 2023

Hangatnya Wedang Ronde Menemani Malam

Malam tiba, mentari sudah hilang di ufuk barat, dan suhu udara sedikit demi sedikit turun. Tidak turun ekstrem hingga menggigil memang tapi tetap saja malam lebih dingin dibandingkan siang hari kan?

Tidak bisa dipungkiri bila malam hari enaknya minum sesuatu yang hangat. Terlalu sering minum teh membuatku bosan dengan rasa yang sama. Lantas karena sedang ingin minuman hangat yang lain, aku memutuskan untuk beli wedang ronde.

Aku rasa tak ada orang yang tidak tahu minuman satu ini. Informasi di internet menyebutkan bahwa minuman ini adalah makanan tradisional Tionghoa. Namun, setelah masuk di Indonesia tentunya wedang satu ini mengalami perubahan sedikit menyesuaikan budaya Indonesia.

Hangatnya Wedang Ronde Menemani Malam
Pedagang wedang ronde di alun-alun Wonogiri.

Wedang ronde ini aku beli di alun-alun. Aku ingat betul ketika kecil kerap diajak bapak minum wedang ronde di sana. Posisi lebih tepatnya pedagang wedang ronder ini berjualan di depan gerbang masuk Majis At-Taqwa yang persis bersebelahan dengan alun-alun Wonogiri.

Ketika tiba di sana sudah ramai, padahal baru mau jam 7 malam. Orang-orang sudah berjajar membeli wedang satu ini. Aku yang baru memarkirkan motor segera turun memesan 2 bungkus wedang ronde untuk dinikmati di rumah.

Hangatnya Wedang Ronde Menemani Malam
Wedang ronde yang aku beli.

Setibanya di rumah, segera saja aku buka bungkusnya. Satu porsi wedang ronde ini harganya Rp 5.000. Kalau diminum di tempat nanti disajikan dalam mangkuk kecil dengan piring tatakan dan sendok. Karena di rumah tidak ada mangkuk yang kecil, ya sudah aku pakai mangkuk seadanya saja.

Kolang-kaling berwarna putih yang diiris tipis dan kacang tanah sangrai adalah yang pertama kali aku cicipi. Kedua komponen tersebut menambah tekstur minuman ini. Apalagi kacang sangrai yang memberi rasa nutty juga.

Kolang-kolang menambah tekstur yang khas. Chewy walaupun agak sedikit keras menurutku adalah penjelasan singkatku untuk kolang-kaling. Mungkin itu sebabnya aku bukan penggemar kolang-kaling. Meskipun begitu, aku tetap menghabiskannya juga.

Hangatnya Wedang Ronde Menemani Malam
Ronde yang ada di wedang ronde.

Tiga biji ronde rasanya chewy ketika dikunyah. Di tengahnya ada gula jawa dan kacang tanah yang dicacah halus. Rasanya enak dengan rasa manis yang berpadu khas dengan kuah yang wangi rempah.

Kuahnya berwarna coklat sedikit kemerahan seperti kuah wedang ronde umumnya. Rasa rempah yang masih aku ingat jelas adalah rasa jahe yang agak panas dan pahit di akhir. Ditambah dengan gula jawa, rasa tidak sekuat rempah di jamu sebab masih manis tapi tidak berlebihan.

Ditemani sebuah buku, aku menghabiskan malamku dengan semangkuk wedang ronde. Hangat, manis, dan sedikit wangi rempah menggelitik papila lidahku. Malam yang dingin rasanya jadi lebih hangat karena seporsi wedang ronde.

Jujur tak bohong, aku merasa nostalgia dengan minuman satu ini. Rasanya jadi ingat masa kecil yang selalu merengek main malam-malam ke alun-alun. Mungkin lain kali aku harus menghabiskan malam bermain ke alun-alun untuk minum wedang ronde.

coretan oleh restyu.


EmoticonEmoticon