Rabu, 30 Maret 2022

Pantun Bahasa Jawa Namanya Parikan

Karya sastra ada banyak ragamnya. Salah satu ragam karya sastra yang tidak asing untuk didengar salah satunya adalah puisi. Salah satu puisi lama yang sering kita dengar dan terkenal ialah pantun. Pantun tidak hanya karya yang ada dalam bahasa Indonesia saja, akan tetapi di bahasa Jawa juga ada pantun yang disebut dengan parikan.

Apa Itu Parikan?

Parikan yaiku unen-unen sing duwe rong utawa papat gatra kang dibagi purwaka lan isi*1). Parikan sebenarnya termasuk dalam karya sastra Jawa baru bukan tembang*2). Sama halnya dengan pantun, parikan memiliki sejumlah patokan atau aturan dalam penulisannya[1].

Parikan terdiri dari 2 atau 4 baris yang dibagi menjadi sampiran dan isi. Menentukan bagian mana yang purwaka*3) dan isi dilihat dari jumlah baris pantun. Gatra*4) pertama dan kedua bisa menjadi purwaka, sedangkan yang ketiga dan keempat merupakan isi. Parikan bersajak a-b a-b dengan sajak di baris pertama berpasangan dengan ketiga dan baris kedua dengan keempat. Selain itu, jumlah wanda*5) gatra pertama sama dengan ketiga, begitu pula gatra kedua dengan keempat. Parikan kerap menggunakan purwakanthi guru swara*6)[2].

Seperti karya sastra lainnya, parikan memiliki fungsi sosial di masyarakat Penggunaan parikan sendiri tidak hanya sebatas pada kondisi serius namun juga dapat digunakan untuk bercanda. Parikan tidak sebatas memberikan pitutur*7), melainkan juga paseman*8) untuk pendengarnya.

Contoh Parikan

Ada satu contoh parikan yang terkenal dan sering kali kita dengar hingga sekarang. Tahu tembang Suwe Ora Jamu? Sebenarnya bisa dikatakan apabila Suwe Ora Jamu juga merupakan sebuah parikan hanya saja parikan tersebut dilagukan dalam penyampaiannya.


Tembang Suwe Ora Jamu yang dinyanyikan Waldjinah. Video dari channel  GNP Music.

Kita ambil contohnya pada bait keempat dari lagu Suwe Ora Jamu yang dinyanyikan oleh Waldjinah. Parikannya terdiri dari:

Abang-abang ora kurang,
Sing ijo diunduhi
Sing legan ora kurang,
Sing duwe bojo kok dirusuhi

Kaidah dalam parikan seperti jumlah gatra, wanda, dan purwakanthi guru swara jelas teraplikasi dalam bait terebut. Selain itu, parikan tersebut termasuk dalam paseman yang memberikan sindiran halus kepada pendengarnya.

Baca juga: Rura Basa Ketika Sebenarnya Salah Kaprah Tapi Tetap Dipakai

coretan oleh restyu, 300322.

Glosarium:
*1) Kalimat yang memiliki 2 atau 4 baris yang dibagi menjadi sampiran dan isi.
*2) Lagu
*3) Sampiran
*4) Baris
*5) Suku kata
*6) Kalimat yang memiliki pengulangan bunyi pada bagian berikutnya.
*7) Nasehat
*8) Sindiran halus.
Referensi:
Video terkait:
Catatan Tambahan:
Video di sini hanya dijadikan contoh parikan yang nyata dalam lagu Suwe Ora Jamu agar mudah dipahami. Silakan kunjungi video untuk menikmati lagunya. Jangan lupa selalu dukung pembuat videonya.


EmoticonEmoticon